O’ lazy girl look how lazy you are
your homework unfinished
your puzzles unsolved
but why don’t you see, why don’t you see?
O’ lazy girl look how naughty you are
you hop around like an insane rabbit
you yell around like a wounded elephant
but why can’t you see, what you should be…
O’ lazy girl look at your face
look at your future
look at yourself.
O’ lazy girl… when will you see?
Soliloquist,
Aug 25, 2008
Monday, August 25, 2008
Wednesday, August 20, 2008
Angkasa Di atas Angkasa
Sebuah keindahan abadi tiap kali ku melihat
sehampar kegelapan pekat terbalut ketakutan
begitu anehnya angkasa penuh muslihat
betapa kejamnya dunia pelanggar aturan
Angkasa di atas angkasa
langit diusung langit
megah dan tak terkata
hampa, luas namun sempit
Bintang Andromeda bergugus ria
layaknya Aurora menari mesra
hitam dan gelap tertembus cahaya
tanah terhumus berubah kaya
Angkasa di atas angkasa
jauh kau membentang
jauh berbatas tiada
hampa, begitu agung
ku pun bertanya-tanya.
Soliloquist,
Aug 20, 2008
sehampar kegelapan pekat terbalut ketakutan
begitu anehnya angkasa penuh muslihat
betapa kejamnya dunia pelanggar aturan
Angkasa di atas angkasa
langit diusung langit
megah dan tak terkata
hampa, luas namun sempit
Bintang Andromeda bergugus ria
layaknya Aurora menari mesra
hitam dan gelap tertembus cahaya
tanah terhumus berubah kaya
Angkasa di atas angkasa
jauh kau membentang
jauh berbatas tiada
hampa, begitu agung
ku pun bertanya-tanya.
Soliloquist,
Aug 20, 2008
Friday, August 8, 2008
Hampa
Hanyalah kekosongan
Ya, terhampar di depan mata
Eh ternyata aku buta
Ya ela…
Cape de’’
Soliloquist
Aug 8, 2008
Ya, terhampar di depan mata
Eh ternyata aku buta
Ya ela…
Cape de’’
Soliloquist
Aug 8, 2008
Surgawi | Duniawi
Seratus permata, sejuta kerlapan
terbentang jauh di depan
di langit ke sembilan
di tanah penuh gemerlapan
Disana aku berdiri
takjub memenuhi hati
jiwaku menangis dan bernyanyi
senandungkan, “mengapa ku seorang diri?”
Inilah akhir dari dunia
dimana semua menjadi surga
sungguh indah ku pun terpana
bukankah seharusnya ku bahagia?
Disana ku masih berdiri
tak pernah berhenti menanti
jiwaku meringis dan bernyanyi
alunkan, “bawalah aku kembali.”
Soliloquist
Aug 8, 2008
terbentang jauh di depan
di langit ke sembilan
di tanah penuh gemerlapan
Disana aku berdiri
takjub memenuhi hati
jiwaku menangis dan bernyanyi
senandungkan, “mengapa ku seorang diri?”
Inilah akhir dari dunia
dimana semua menjadi surga
sungguh indah ku pun terpana
bukankah seharusnya ku bahagia?
Disana ku masih berdiri
tak pernah berhenti menanti
jiwaku meringis dan bernyanyi
alunkan, “bawalah aku kembali.”
Soliloquist
Aug 8, 2008
The Dense Nothingness
It was a dull vacuum I tried to see
despite my shielded eyes
why, I couldn’t see
I stretched out my hands
everything’s around
yet I couldn’t touch
It was a vast abyss I walked on
broad and unshaped
Oh my, I couldn’t breathe
I try to unfold
my past and future
why, I still can’t see.
Soliloquist,
Aug 8, 2008
despite my shielded eyes
why, I couldn’t see
I stretched out my hands
everything’s around
yet I couldn’t touch
It was a vast abyss I walked on
broad and unshaped
Oh my, I couldn’t breathe
I try to unfold
my past and future
why, I still can’t see.
Soliloquist,
Aug 8, 2008
Subscribe to:
Posts (Atom)