Seratus permata, sejuta kerlapan
terbentang jauh di depan
di langit ke sembilan
di tanah penuh gemerlapan
Disana aku berdiri
takjub memenuhi hati
jiwaku menangis dan bernyanyi
senandungkan, “mengapa ku seorang diri?”
Inilah akhir dari dunia
dimana semua menjadi surga
sungguh indah ku pun terpana
bukankah seharusnya ku bahagia?
Disana ku masih berdiri
tak pernah berhenti menanti
jiwaku meringis dan bernyanyi
alunkan, “bawalah aku kembali.”
Soliloquist
Aug 8, 2008
Friday, August 8, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment